Khitan adalah tindakan pemotongan kulit kulup yang menutupi kepala penis. Pada zaman dahulu, pemotongan kulit tersebut hanya dilakukan menggunakan pisau bedah. Salah satu kekurangan dari penggunaan pisau bedah adalah risiko perdarahan yang tinggi. Oleh karena itu, perdarahan pasca sunat merupakan komplikasi yang tidak jarang dijumpai pada masa itu. Seiring dengan ditemukannya alat-alat bedah (pemotong) modern seperti thermocautery (alat yang berupa lempeng besi yang dipanaskan dengan aliran listrik), pensil bedah elektrik, dan laser CO2, maka risiko perdarahan pasca khitan pun dapat dikurangi secara signifikan. Tindakan sunat pun banyak beralih menggunakan alat-alat bedah modern. Masyarakat juga semakin mengenal penggunaan alat-alat bedah modern tersebut yang kemudian mereka kenal dengan istilah sunat laser.
Penting mengenal sunat laser, karena begitu luas dikenal oleh masyarakat. Akan tetapi mayoritas mereka salah dalam menggunakan istilah sunat laser. Masyarakat menyebut sunat menggunakan thermocautery, juga dengan istilah sunat laser. Padahal Sunat laser adalah sunat yang dimana proses pemotongan kulit kulup penis dilakukan menggunakan sinar laser CO2 bukan dengan thermocautery. Laser adalah gelombang cahaya yang diamplifikasi (diperkuat) dengan media tertentu sehingga dapat menghasilkan panas. Laser CO2 atau laser karbon dioksida merupakan sinar laser yang dihasilkan dengan memanfaatkan karbon dioksida sebagai media untuk melipatgandakan/memperkuat gelombang cahayanya. Pemotongan kulit kulup menggunakan laser CO2 memiliki beberapa kelebihan yakni efektif dalam mencegah perdarahan pasca pemotongan dan bekas luka yang minimal pasca khitan. Saat ini, di Indonesia, khitan dengan laser CO2 hanya dapat dijumpai di rumah sakit besar di kota-kota besar.
Berbeda dengan sunat laser CO2, sunat thermocautery yang juga dikenal dengan istilah sunat laser oleh sebagian masyarakat, lebih banyak dan lebih mudah dijumpai karena alat thermocautery yang tergolong cukup murah. Sunat thermocautery tidak memiliki keunggulan yang sama dengan sunat laser CO2. Meskipun keduanya serupa dalam hal mengurangi risiko perdarahan pasca khitan jika dibandingkan dengan sunat yang dilakukan menggunakan pisau bedah. Akan tetapi, laser CO2 lebih efektif dalam mencegah perdarahan dan menghasilkan luka yang lebih bagus. Oleh karena itu, hendaknya lebih cermat dalam penggunaan istilah sunat laser, karena sunat laser dan sunat thermocautery tidaklah sama.
Disusun oleh:
S. Irfan Adi Kusuma
Praktisi Khitan Modern
Anggota Asosiasi Dokter Khitan Indonesia (ASDOKI)
